BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemahaman
perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar harus
memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka mendapatkan kepuasan yang
lebih besar kepada konsumen. Pada pasar ini permintaan dan penawaran bergerak
secara leluasa. Karena dalam pasar ini terdapat banyak penjual dan pembeli.
Sehingga harga yang terbentuk dikarenakan keinginan produsen dan konsumen.
Karena permintaan mencerminkan konsumen dan penawaran mencerminkan produsen.
Bentuk pasar persaingan sempurna terdapat terutama dalam bidang produksi dan
perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan minyak
kelapa. Bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan kecil dan penyelenggaraan
jasa-jasa yang tidak memerlukan keahlian istimewa ( pertukangan, kerajinan ).
Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual dan pembeli. Artinya
jumlah penjual dan pembeli sama-sama banyak, maka harga tidak bisa dipengaruhi
oleh satu penjual atau pembeli saja. Sehingga penjual dan pembeli telah
menerima tingkat harga yang terbentuk didalam pasar sebagai fakta yang tidak
dapat diubah.
Bagi
pembeli, barang atau jasa yang ia beli merupakan bagian kecil dari keseluruhan
jumlah pembelian masyarakat. Bagi penjual pun berlaku hal yang sama sehingga
bila penjual menurunkan harga, ia akan rugi sendiri, sedangkan bila menaikan
harga. Maka pembeli akan lari penjual lainnya.
1.2. Rumusan
masalah
1.1.1.
Struktur pasar dan
karakteristik pasar persaingan sempurna
1.1.2.
Permintaan dan penawaran
dalam pasar persaingan sempurna
1.1.3.
Memaksimumkan keuntungan
jangka pendek di pasar persaingan sempurna
1.1.4.
Memaksimumkan keuntungan
jangka panjang di pasar persaingan sempurna
1.1.5.
Kesimbangan jangka
pendek dan panjang pasar persaingan sempurna
1.1.6.
Grafik pemaksimuman
keuntungan jangka pendek
1.1.7.
Biaya marginal dan kurva
penawaran
1.1.8.
Operasi perusahaan dan
industri dalam jangka panjang
1.1.9.
Kurva penawaran industri
dalam jangka panjang
1.1.10. Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan karya tulis
ini adalah
1.3.1.
Untuk mengetahui ciri-ciri
pasar persaingan sempurna.
1.3.2. Untuk
mengetahui pemaksimuman keuntungan jangka pendek.
1.3.3. Untuk
mengetahui operasi perusahaan dan industri dalam jangka panjang.
1.3.4. Untuk
mengetahui kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1.1.1.
Struktur dan karakteristik
Pasar Persaingan Sempurna.
A.
Struktur Pasar Persaingan
Sempurna
Pasar
persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap
sistem pasar ini adaah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi efisiensinya.
Dalam
analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian merupakan pasar
persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk
menentukan jenis industri yang struktur organisasinya digolongkan kepada
persaingan sempurna yang murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan
dengan dalam teori. Yang ada adalah mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur
pasar dari berbagai kegiatan sektor pertanian.
B. Karakteristik
pasar persaingan sempurna
Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat
dikatakan persaingan sempurna:
1.
Semua perusahaan
memproduksi barang yang homogen (homogeneous product). Artinya barang yang dihasilkan berbagai perusahaan
tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau
serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara barang yang dihasilkan
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
2.
Produsen dan konsumen
memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect
knowledge). Dalam artian pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Sehingga para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
knowledge). Dalam artian pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Sehingga para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
3.
Terdapat banyak
perusahaan di pasar
Sifat inilah yang
menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk merubah harga.
4.
Perusahaan menerima harga
yang ditentukan pasar (price taker) berarti perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat
menentukan atau mengubah harga pasar.
5.
Semua perusahaan bebas
masuk dan keluar pasar (free entry and exit).
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri
tersebut, langkah ini dapat dilakukan dengan mudah. Sebaliknya apabila ada
produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut
dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkan tersebut.
1.1.2.
Permintaan dan Penawaran
Pasar Persaingan Sempurna
A. Permintaan
- Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
- Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
- Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
- Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
Diagram 8.1.a Tingkat harga
dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Diagram 8.1.b Jumlah output
perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang
dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
B. Penawaran
- Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
- Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
- Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
- Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama
dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal
(MR) dan sama dengan harga (P)
Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari
titik (0,0).
1.1.3.
Memaksimumkan keuntungan
jangka pendek di pasar persaingan sempurna
A. Pemaksimuman
keuntungan jangka pendek
v Syarat
Pemaksimuman Keuntungan
Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung
oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut:
Ø Membandingkan
hasil penjualan total dengan biaya total.
Dalam cara pertama keuntungan ditentukan
dengan menghitung dan membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total.
Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan
biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila
perbedaan perbedaan di antara keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang
pertama ini keuntungan maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai
antara hasil penjualan total dengan biaya total adalah paling maksimum.
Ø Menunjukkan
keadaan di mana hasil penjualan marginal sama dengan biaya marginal.
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan
bantuan kurva atau data biaya rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman
keuntungan dicapai pada tingkat produksi di mana hasil penjualan marginal(MR)
sama dengan biaya marginal(MC) atau MR = MC. Suatu perusahaan akan menambah
keuntungan apabila menambah produksinya ketika MR > MC.
v Jumlah
Produksi dan Biaya Produksi
Jumlah produksi
(1)
|
Biaya tetap
(2)
|
Biaya berubah
(3)
|
Biaya total
(4)
|
Biaya marginal
(5)
|
Biaya tetap rata-rata
(6)
|
Biaya berubah rata-rata
(7)
|
Biaya total rata-rata
(8)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
|
0
100
180
240
280
300
380
530
780
1160
1700
|
100
200
280
340
380
400
480
630
880
1260
1800
|
100
80
60
40
20
80
150
250
380
540
|
-
100
50
33.3
25
20
17.7
14.3
12.5
11.1
10
|
-
100
90
80
70
60
63.3
75.7
97.5
128.9
170
|
-
200
140
113.3
95
80
80
90
110
140
180
|
Pada dasarnya data tersebut menjelaskan:
· Kolom(1)
ditunjukkan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai.
· Kolom(2)
menggambarkan biaya tetap total yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk membeli input tetap ynga di gunakan dalam proses produksi.
· Kolom(3)
menunjukkan biaya tetap biaya berubah total yaitu semua biaya
yang dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja).
· Dengan
menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya berubah total diperoleh biaya
total, yaitu seperti ditunjukkan dalam kolom (4).
· Kolom
(5) menunjukkan biaya marginal, yaitu tambahan biaya yang perlu dikeluarkan
untuk menambah satu unit produksi.
· Kolom
(6) menunjukkan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi dengan jumlah
produksi.
· Kolom
(7) menunjukkan biaya berubah rata-rata, yaitu biaya berubah total dibagi
jumlah produksi.
· Biaya
total ditunjukkan dalam kolam (8), biaya ini menunjukkan biaya per unit untuk
menghasilkan barang.
Ciri-ciri
kurva berbagai jenis biaya adalah:
Ø Biaya
berubah total mula-mula mengalami kenaikan yang lambat, akan tetapi setelah
satu tingkat produksi tertentu kenaikannya makin lama makin cepat.
Ø Biaya
total mempunyai sifat yang sama dengan biaya berubah total.
Ø
Biaya
tetap rata-rata semakin lama semakin kecil.
Ø Biaya
berubah rata-rata , biaya total rata-rata dan biaya marginal mempunyai sifat
yang sama. Pada tingkat produksi yang rendah ketiga jenis biaya tersebut
semakin menurun apabila produksi meningkat, tetapi pada produksi yang lebih
tinggi apabila produksi ditambah.
v Jumlah
Produksi dan Hasil Penjualan
-
Data kolom 1
menggambarkan jumlah produksi yang dapat dicapai.
-
Data kolom 2 menunjukkan
tingkat harga barang yang diproduksi, Harga seunit tetap Rp 150 ribu oleh
karena produsen tersebut berada di pasar persaingan sempurna.
-
Data kolom 3 menunjukkan
hasil penjualan total yang akan diterima produsen pada berbagai tingkat
produksi. Data tersebut menggunakan rumus : TR = P x Q
TR : jumlah hasil penjualan
P : tingkat harga
Q : jumlah produksi
-
Data kolom 4 menunjukkan
hasil penjualan rata-rata. AR=P
-
Data kolom 5 menunjukkan
hasil penjualan marjinal yaitu tambahan hasil penjualan yang disebabkan oleh
pertambahan seunit barang yang dijual.
v Pendapatan
Rata-Rata dan Pendapatan Marjinal
Q
|
Px
|
TR
|
MR
|
AR
|
1
|
5
|
5
|
5
|
5
|
2
|
5
|
10
|
5
|
5
|
3
|
5
|
15
|
5
|
5
|
4
|
5
|
20
|
5
|
5
|
5
|
5
|
25
|
5
|
5
|
Keterangan :
TR = total revenue = P x Q
TR = total revenue = P x Q
MR = marginal
revenue = ∆TR/∆Q
AR = average
revenue = TR/Q
SRMC = Short Run
Marginal Cost (Biaya Marjinal Jangka Pendek)
SRAC = Short Run
Average Cost (Biaya Rata-Rata Jangka Pendek)
SRAVC =
Short Run Average Variable Cost ( Biaya Rata-Rata Variabel Jangka Pendek)
Sesuai
tabel dan gambar di atas, maka besarnya MR = Px = AR yang juga merupakan kurva
permintaan (D) yang dihadapi oleh perusahaan. Kurva tersebut berbentuk
horizontal sebab perusahaan hanya menerima harga pasar dan tidak dapat
menentukan harga pasar itu.
Besarnya
output yang dapat memberikan laba maksimum adalah sebanyak QE. Laba
maksimum perusahaan tersebut dapat dihitung dengan jalan mengurangi penerimaan
total dengan total biaya (TR-TC). Pada gambar di atas besarnya penerimaan total
(TR) yaitu penerimaan per unit (0P) kali jumlah output, sehingga :
TR = P x Q
TR = 0P x 0QE = 0PAQE
Besarnya biaya total adalah biaya per unit (AC) kali
jumlah output, sehingga :
TC = AC x Q
TC = 0C x 0QE = 0CBQE
Dengan demikian besarnya keuntungan bersih adalah :
TR – TC = 0PAQE – 0CBQE = CPAB
Keuntungan ini merupakan keuntungan terbesar.
Melalui
pendekatan matematik dapat dijelaskan mengapa jika MC=MR mencerminkan kuantitas
optimal (QE) yang akan menghasilakn keuntungan terbesar. Pendekatan
matematik tersebut yaitu :
π = TR – TC
Karena baik TR maupun TC merupakan fungsi dalam Q, maka
profit pun merupakan fungsi dalam Q. Sehingga :
π (Q) = TR (Q) – TC (Q)
π maksimum dapat dicari sebagai berikut :
= 0 atau
= 0
Nilai Q yang diketemukan pasti menghasilkan phi yang
ekstrim. Dan selanjutnya untuk menjamin bahwa nilai phi merupakan nilai yang
ekstrim maksimum, maka langkah berikutnya yaitu :
< 0
v Keuntungan
Normal atau Lebih Normal
|
i.
Perusahaan yang memperoleh untung lebih normal ditunjukkan dalam gambar (i). Hal tersebut dapat terjadi
jika harga adalah lebih tinggi dari biaya rata-rata paling minimum. Jadi
apabila harga adalah P0 perusahaan akan mendapat keuntungan luar
biasa. Keuntungan ini dicapai pada waktu jumlah produksi adalah Q0
dan besarnya keuntungan luar biasa tersebut adalah AEP0B.
ii.
Gambar (ii) menunjukkan
keadaan dimana perusahaan mengalami
kerugian tetapi masih dapat beroperasi, yaitu harga adalah lebih rendah
dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi daripada biaya berubah
rata-rata. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebanyak OQAB dan
hasil penjualannya adalah sebanyak OQEP serta kerugian minimum yang ditanggung
perusahaan adalah sebesar PEAB.
iii.
Gambar (iii) menunjukkan
keadaan yang menyebabkan perusahaan akan
menutup usahanya. Tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa perusahaan itu
dengan serta merta membubarkan usahanya, Di dalam jangka pendek dimisalkan
perusahaan tidak mempunyai waktu untuk membubarkan kegiatannya, yaitu ia tidak
dapat menjual harta-harta yang dimilikinya. Dengan demikian perusahaan dianggap
baru berada pada tingkat menghentikan kegiatan memproduksinya atau “shutdown”
dan belum pada tingkat membubarkan perusahaan dan meninggalkan industri
tersebut.
1.1.4.
Memaksimumkan Keuntungan Jangka Panjang di Pasar Persaingan Sempurna
A. Keuntungan
Jangka Panjang
Di dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin memperoleh keuntungan yang luar
biasa (melebihi
normal). Keuntungan luar biasa akan menarik
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
Dalam keadaan di mana perusahaan mengalami
kerugian adalah merupakan keadaan yang sementara. Kerugian mendorong
beberapa perusahaan untuk mengundurkan diri dari industri tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam
jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk
memperoleh keuntungan normal saja.
B. Kurva
Penawaran Industri Dalam Jangka Panjang
Perubahan-perubahan biaya produksi dalam
jangka panjang akan mempengaruhi kurva penawaran. Berdasarkan kepada sifat
perubahan biaya produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran industri dalam
pasar persaingan sempurna dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:
Ø Biaya
jangka panjang yang tidak berubah,
Ø Biaya
jangka panjang yang semakin meningkat,
Ø Biaya
jangka panjang yang semakin menurun,
Jadi jika dalam jangka pendek perusahaan berada pada
ekuilibrium apabila MC=MR dan MC sedang menaik, sehingga pendapatan total dapat
menutupi biaya produksi. Atau dengan kata lain, perusahaan mendapat laba murni,
Namun adakalanya perusahaan menderita kerugian. Sedangkan dalam jangka panjang
perusahaan berada pada ekuilibrium dengan tidak mendapat laba murni. Pada
ekuilibrium jangka panjang ini tidak ada kecenderungan perusahaan untuk
memasuki atau meninggalkan industri, sebab perusahaan memperoleh hasil laba
investasi normal.
1.1.5.
Kesimbangan Jangka Pendek dan Panjang Pasar Persaingan Sempurna
A. Keseimbangan
Jangka Pendek
Ada
2 syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:
· Perusahaan
sebaiknya hanya berproduksi paling tidak bila biaya variable adalah sama dengan
penerimaan total atau biaya variable rata-rata sama dengan harga p. dalam
kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap, dimana biaya ini
dengan atau tanpa produksi tetap harus harus dikeluarkan. Tetapi
jika AVC lebih kecil dari harga, maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban
biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi
sebaiknya diberhentikan.
· Perusahaan
memproduksi pada saat MR=MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau,
dalam kondisi buruk kerugian minimum.
B. Keseimbangan
Jangka Panjang
Pada kuantitas ini perusahaan hanya
memperoleh laba normal. Dalam jangka panjang perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik hanya memperoleh laba normal. Hal ini terjadi karena pada pasar
persaingan monopolistik tidak ada hambatan yang berarti bagi masuknya
perusahaan akan semakin mengecil. Semakin banyak perusahaan baru masuk kedalam
suatu industry, semakin besar kapasitas produksi, sehingga dalam jangka panjang
perusahaan hanya memperoleh laba normal.
1.1.6.
Grafik pemaksimuman
keuntungan jangka pendek
Pada gambar di atas diperlihatkan ada dua
kurva yaitu kurva TC yang menunjukkan total biaya dan kurva TR yang menunjukkan
total pendapatan. Jika kuantitas yang diproduksi sebesar Q1, maka
kurva biaya total berada di atas kurva pendapatan total dan terletak pada jarak
yang terlebar. Hal ini berarti perusahaan mengalami rugi maksimum. Kerugian
akan terus dialami perusahaan hingga produksi mendekati Q2. Jika
perusahaan memperluas produksinya hingga mencapai outout sebanyak Q2
maka perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian.
Perusahaan dikatakan ada dalam posisi break even point (lihat titik A dan D).
Apabila kuantitas yang diproduksi diperluas hingga mencapai antara Q2
– Q4, maka perusahaan akan mengalami keuntungan karena pendapatan
total berada di atas biaya total. Keuntungan maksimum terjadi pada saat
memproduksi output sebanyak Q3. Besar keuntungan maksimum yaitu
sebesar jarak dari B ke C, atau pada saat kemiringan kurva TR sama dengan
kemiringan kurva TC. Kemiringan kurva TR adalah sebesar ∆TR/∆Q atau sama dengan
MR. Kemiringan kurva TC adalah sebesar ∆TC/∆Q atau sama dengan MC. Jadi profit
maksimum dicapai saat memproduksi barang pada tingkat MR=MC.
Jadi,
pada saat kemiringan kurva TC menurun maka perusahaan mengalami rugi,
dan pada saat kemiringan kurva TC naik maka perusahaan memperoleh keuntungan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keuntungan maksimum terjadi saat MR=MC dan MC
sedang menaik.
Seperti
halnya dengan penggambaran dengan menggunakan angka-angka, dengan secara grafik
pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat ditunjukkan dengan dua
cara, yaitu :
· Dengan
grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan total
· Dengan
grafik yang menunjukkan biaya marginal dan hasil penjualan marginal.
1.1.7.
Biaya marginal dan kurva
penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan
perkaitan diantara harga suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang
ditawarkan. Dalam bagian ini akan diterangkan bahwa semenjak ia memotong kurva
AVC, kurva biaya marginal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Ada dua
kurva penawaran yaitu kurva penawaran perusahaan dan kurva penawaran industri.
1.1.8.
Operasi Perusahaan dan Industri Dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dan industri
dapat membuat beberapa perubahan tertentu yang di dalam jangka pendek tidak
dapat dilakukan. Perusahaan dapat menambah faktor-faktor produksi yang di dalam
jangka pendek adalah tetap jumlahnya. Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan
tidak lagi mengeluarkan biaya tetap, semuanya adalah biaya berubah. Apabila
suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya, ia tidak akan
membubarkan usahanya, tetapi hanya akan menghentikan kegiatan
produksinya.perubahan lain yang mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah
kemajuan teknologi, kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga-harga umum.
Perubahan ini akan mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan.
Dengan adanya kemungkinan untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian tersebut keadaan dalam perusahaan dan industri akan
mengalami perubahan, dua hal yang harus diperhatikan:
· Keadaan
yang wujud apabila permintaan bertambah
· Keadaan
yang wujud apabila permintaan berkurang.
1.1.9.
Kurva Penawaran Industri Dalam Jangka Panjang
Perubahan-perubahan biaya produksi dalam
jangka panjang akan mempengaruhi kurva penawaran. Berdasarkan kepada sifat
perubahan biaya produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran industri dalam
pasar persaingan sempurna dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:
A. Industri
Skala Biaya Konstan (Constant Cost Industry)
Penambahan
penggunaan factor produksi karena
masuknya perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga factor produksi (Diagram 8.8.a).
Bila
permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2), harga output
meningkat ke P2 (Diagram
8.8.b)
B. Industry
Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan –
perusahaan baru menyebabkan harga factor produksi naik, sehingga terjadi perubahan
stuktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
Diagram 8.9.a Struktur biaya sebelum masuknya perusahaan
lain.
Diagram 8.9.b Struktur biaya setelah masuknya perusahaan
lain.
Diagram 8.9.c Menunjukkan peningkatan permintaan (D1 – D2).
C. Industri
Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Masuknya
perusahaan – perusahaan lain ke dalam industri
justru menurunkan
harga factor produksi karena efisiensi skala besar (large scale economies). Akibatnya struktur biaya jadi
lebih murah (Diagram 8.10.a ke Diagram 8.10.b). Diagram 8.10.c Meningkatnya permintaan (D1—D2) menaikkan
harga jual ke P2 yang mengundang
masuknya perusahaan lain.
1.1.10.
Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna.
Keadaan pasar yang bersifat persaingan
sempurna banyak yang di gunakan sebagai pemisalan di dalam analisis ekonomi.
Kebanyakan analisis ekonomi menganggap bahwa persaingan sempurna adalah
struktur pasar yang lebih ideal dari jenis pasar lainnya. Ini di sebabkan oleh
beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna. Namun demikian ia juga
mempunyai beberapa keburukan. Sebagai penutup kepada uraian mengenai pasar
persaingan sempurna, dalam bagian ini akan di perhatikan kebaikan dan keburukan
dari pasar tersebut.
A. Kebaikan
dari pasar persaingan sempurna adalah :
- Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
- Kebebasan bertindak dan memilih
- Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
- Kebebasan bertindak dan memilih
B. Keburukan
dari pasar persaingan sempurna adalah :
- Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
- Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
- Membatasi pilihan konsumen
- Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
- Distribusi pendapatan tidak selalu merata
- Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
- Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
- Membatasi pilihan konsumen
- Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
- Distribusi pendapatan tidak selalu merata
SOAL LATIHAN (KASUS)
1.
Soal :
Sebuah
perusahaan jam beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya produksi
dinyatakan sebagai C = 100 + Q2, dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC)
Adalah
100. jika harga jual jam per unit adalah 60:
Berapa
jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimal?
Berapa
besar laba maksimal?
Jawab
Dalam
pasar persaingan sempurna, produsen adalah penerima harga (price taker) Karena itu fungsi penerimaan total TR = P x Q
= 60Q
MR = = 60
Jika C = 100 + 2Q maka biaya marjinal (MC) adalah atau MC = 2Q
a)
Laba maksimal tercapai pada
saat
MR = MC
60 = 2Q
Q = 30 unit
Jumlah jam yang harus diproduksi untuk
mencapai laba maksimum adalah
30 unit.
b)
Besar laba maksimum (maks) jika
C = 100
+ Q2
AC = + Q
Pada saat Q = 30 maka AC = + 30
= 33
maks = Q (P- AC) = 30(60 - 33
) =
800
2.
Soal:
Di dalam
sebuah pasar output berstuktur persaingan sempurna, jumlah perusahaan adalah 1.000. Dalam
jangka pendek setiap perusahaan memiliki kurva penawaran Qs = -200 + 50P,
dimana Qs adalah output tiap perusahaan; P adalah harga. Permintaan pasar:
Q =
160.000 – 10.000P
a) Hitung harga keseimbangan pasar jangka
pendek
b) Jelaskan bila ada perusahaan yang memutuskan
untuk memproduksi
lebih sedikit atau lebih banyak dari
output tingkat keseimbangan.
Jawab
a) Penawaran Total : Qs =
(-200 + 50P) x 1.000
= -200.000 + 50.000P
Keseimbangan pasar
Qs
= Qd
-200.000 + 50.000P =
160.000 – 10.000P
60.000P
= 360.000
P
= 6
Q = 160.000 – 10.000P
= 160.000 – 10.000(6)
= 100.000 unit
Harga
keseimbangan pasar adalah 6/ unit, dengan total output 100.000 unit
Karena
jumlah perusahaan 1.000 maka setiap perusahaan mencapai keseimbangan bila memproduksi 100 unit
(100.000/1.000 unit). Juga karena perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan
sempurna, maka:
1) Perusahaan berposisi sebagai penerima harga,
dimana D = AR = MR = P = 6
2) Kurva biaya marjinal perusahaan adalah kurva
penawaran perusahaan.
Qs = -200
+ 50P, atau P = 4 + 1/50 Qs
MC = 4 +
1/50 Qs
Perusahaan
mencapai keseimbangan bila,
Qs = -200 + 50P
= -200 + 50(6)
= 100 unit
c) Bila salah satu perusahaan memutuskan untuk
tidak berproduksi
(Qs = 0)
MC = 4 + 1/50 Qs
= 4
MC < P perusahaan tidak memperoleh laba
maksimum sebab jika output ditambah akan meningkatkan laba. Bila salah satu perusahaan
memutuskan memproduksi lebih banyak dari tingkat keseimbangan (Qs > 100,
misal 200)
MC = 4 + 1/50 (200)
= 8
MC >
P perusahaan rugi karena bila Qs > 100, menambah output berarti menambah kerugian.
BAB III
PENUTUP
1.4 KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari karya tulis ini adalah :
1.
Pasar persaingan sempurna
dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau industri dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar.
2.
Pasaran persaingan sempurna
merupakan pasaran barang yang ideal karena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat
3.
Ciri-ciri dari pasar
persaingan sempurna adalah
a. Perusahaan
adalah pengambil harga
b. Setiap
perusahaan mudah keluar atau masuk
c. Menghasilkan
barang yang serupa
d. Terdapat
banyak perusahaan di pasar
e. Pembeli
mempunyai pengetahuan yang sempurna
4.
Keberadaan pasar persaingan
sempurna secara realitas tidak ada, karena ia hanya ada secara teori. Namun
demikian pasar global dewasa ini mengarah pada konsep pasar persaingan sempurna
dalam arti, variabel harga ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara
penawaran dan permintaan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.2005.Mikroekonomi Teori Pengantar
(edisi ketiga), Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Nuraini, Ida.2001.Pengantar Ekonomi Mikro, Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
mau nanya, keseimbangan pasar apakah beda dengan persaingan perusahaan
BalasHapusmau tnya dong kalo P=50-6Qs ? itu ngitungnya gimana
BalasHapusthanks
terima kasih banyak , berkat artike ini tugas saya rampung
BalasHapusmacam macam biaya variablenya apa ya?
BalasHapus